Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday 2 May 2011

Perluas Rizki Dan Perpanjang UmurDengan Silaturahmi

Akhi muslim, sungguh indah
hubungan persaudaraan itu.Dengan
orang tua kita, saudara-saudara
kandung,karib kerabat, maupun
hubungan kekerabatan secara umum,
yakni persaudaraan sesama muslim. Ketentraman, kedamaian, dan
keamanan memang idaman setiap
insan yang berakal. Dengan
menyambung kekerabatan
(silaturahmi) dan menjaga hubungan
persaudaraan,hal tersebut bisa kita capai sehingga kehidupan kita di
dunia yang fana ini akan terasa indah.
Selain itu, ternyata silaturahmi
mengandung banyak sekali manfaat,
diantaranya adalah memperluas rizki
dan memperpanjang umur. Maka barangsiapa yang menghendaki
kebaikan dalam hidupnya,
hendaknya dia menyambung
kekerabatan alias silaturahmi. Pengertian silaturahmi dan salah
paham tentangnya Akhi muslim, tahukah kita apa makna
sebenarnya dari 'silaturahmi'?
Tahukah kita bahwa banyak kaum
muslimin yang salah paham tentang
istilah 'silaturahmi'? Simak perkataan
Al Imam An Nawawi rahimahullahu berikut: "Silaturahmi adalah berbuat baik kepada kerabat dekat sesuai dengan keadaan orang yang menyambung dan yang disambung.Terkadang silaturahmi dilakukan dengan sedekah, pekerjaan, saling mengunjungi (ziarah), atau dengan memberi salam dan selainnnya". Perhatikan juga perkataan Fadhilatusy
Syaikh Muhammad bin Shalih Al
'Utsaimin rahimahullahu berikut: "Sesungguhnya ar rahim (ﻢﺣﺮﻟﺍ) adalah kerabat dekat (ﺔﺑﺍﺮﻘﻟﺍ). Dan menyambung kekerabatan (silaturahmi) dengan mereka dilakukan dengan cara yang sesuai adat kebiasaan daerah tersebut ('urf) karena macam, jenis, dan ukuran dari silaturahmi tidak dijelaskan di dalam Al Qur'an dan As Sunnah karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah mengikatnya (yakni silaturahmi) dengan sesuatu yang tertentu, misalnya silaturahmi itu harus dengan makan bersama, minum bersama, atau tinggal bersama. Akan tetapi Nabi memutlakkannya (tata cara silaturahmi). Oleh karena itu, tata cara silaturahmi dikembalikan kepada adat kebiasaan daerah masing-masing ('urf). Jika perbuatan A di suatu daerah dianggap menyambung kekerabatan (silaturahmi), maka perbuatan A itu termasuk silaturahmi di daerah tersebut. Jika perbuatan B dianggap termasuk memutus silaturahmi, maka perbuatan B termasuk perbuatan yang memutuskan silaturahmi di daerah tersebut. Ini adalah hukum asalnya" (Syarh Riyadhus Shalihin, hal. 96) Kita bisa melihat bahwa ulama besar
madzhab syafi'i, Al Imam An Nawawi,
dan ulama besar pakar fikih zaman ini,
Syaikh Muhammad bin Shalih Al
'Utsaimin rahimahumallahu
menjelaskan bahwa maksud dari kata ar rahim (ﻢﺣﺮﻟﺍ) adalah kerabat dekat (ﺔﺑﺍﺮﻘﻟﺍ). Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Ibnul
Atsir rahimahullahu. Maka jelaslah dari
sini bahwa silaturahmi hanya ditujukan kepada orang-orang
yang memiliki hubungan kerabat
dengan kita, yaitu orang tua, kakak, adik, paman, bibi, keponakan, tante,
om, dan lainnya yang masih punya
hubungan kekerabatan dengan kita.
Dan ketahuilah bahwasanya silaturahmi yang paling utama
adalah kepada orang tua kita
karena hak orang tua adalah hak
terbesar kedua setelah hak Allah
dan Rasul-Nya. Lalu dengan teman-teman kita tidak
disebut silaturahmi? Inilah yang
banyak disalahpahami karena
silaturahmi hanya ditujukan kepada
orang yang masih punya hubungan
kekerabatan dengan kita. Sedangkan untuk teman-teman, dosen, atau
kaum muslimin lainnya yang tidak
ada hubungan kekerabatan
dengan kita, yang ada adalah
ukhuwah Islamiyyah
(persaudaraan Islam). Tapi ini juga wajib dijaga hak-haknya lho! Tidak
boleh kita memutus hubungan
kepada saudara muslim kita tanpa
alasan yang dibenarkan karena : ٌﺓَﻮْﺧِﺇ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ ﺎَﻤَّﻧِﺇ "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara" (QS. Al Hujurat : 10) Jangan beralasan kalau menyambung
persaudaraan ke teman itu tidak
termasuk silaturahmi. Ini kesalahan
besar! Tulisan di atas hanya
menjelaskan makna silaturahmi yang
benar sesuai penjelasan ulama karena wajib bagi kita menjaga hak-hak
persaudaraan dan persatuan kaum
muslimin. Manfaat & keutamaan luar biasa
dari silaturahmi Akhi muslim, banyak sekali
keutamaan dan manfaat yang akan
diperoleh dari menyambung
kekerabatan (silaturahmi),
diantaranya : * Menambah rizki dan umur kita "Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah ia menyambung tali
silaturahmi" (HR.Bukhari dan Muslim) * Silaturahmi adalah sebab datangnya pertolongan Allah Diriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu bahwa datang
seseorang kepada Rasulullah lalu ia
berkata: "Ya Rasulullah, saya
mempaunyai kerabat. Saya selalu
berupaya untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi
mereka memutuskannya. Saya selalu
berupaya untuk berbuat baik kepada
mereka, tetapi mereka menyakiti saya.
Saya selalu berupaya untuk lemah
lembut terhadap mereka, tetapi mereka tak acuh kepada saya." Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: 'Jika benar seperti apa yang
kamu katakan, maka kamu seperti
memberi makan mereka debu yang
panas, dan selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah
akan selalu bersamamu.'" (HR. Muslim) * Barangsiapa yang menyambung silaturahmi, Allah
akan menyambungnya "Rahim (kasih sayang) itu tergantung
di 'Arsy, seraya berkata; "Siapa yang
menyambungkanku, maka Allah pun
akan menyambungkannya. Dan
barangsiapa yang memutuskanku,
niscaya Allah pun akan memutuskannya pula." (HR. Bukhari
dan Muslim-dan ini lafazh milik Muslim) * Silaturahmi termasuk sebab diampuninya dosa Seorang laki-laki mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan
berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh,
aku telah berbuat dosa besar, apakah
aku masih mempunyai kesempatan
untuk bertaubat?" beliau balik bertanya: "Apakah kamu masih
mempunyai ibu?" Laki-laki itu
menjawab, "Tidak." Kemudian beliau
bertanya lagi: "Apakah kamu
mempunyai bibi?" laki-laki itu
menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, berbaktilah
kepadanya." (HR. Tirmidzi, Ibnu
Hibban, dan Hakim; Shahih At Targhib
no. 2526) * Silaturahmi adalah sebab mendapat dua pahala "Sesungguhnya sedekah kepada
orang miskin pahalanya satu sedekah,
sedangkan sedekah kepada kerabat
pahalanya dua; pahala sedekah dan
pahala silaturrahim." (HR. An Nasa'i,
Tirmidzi, Ibnu Hibban; Shahih At Tirmidzi no. 658) * Silaturahmi termasuk sebab masuk surga Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-
Anshari Radhiyallahu 'anhu,
bahwasanya ada seorang laki-laki
yang bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
suatu amal yang dapat
memasukkanku ke dalam surga dan
menjauhkanku dari neraka, ” maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Engkau beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan
menyambung silaturahmi" (HR. Bukhari dan Muslim) Ancaman bagi pemutus silatuarhmi Akhi muslim, terdapat ancaman keras
bagi pemutus silaturahmi,
diantaranya: * Bisa mendatangkan kemurkaan dan siksa Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah; Shahih At Tirmidzi no. 2511)
* Siapa yang memutus silaturahmi, Allah akan
memutusnya (HR. Bukhari dan Muslim)
* Termasuk sebab tidak diterimanya amal (HR. Ahmad; Shahih At Targhib no. 2538)
* Terancam tidak masuk surga (HR. Bukhari dan Muslim) Dan ketahuilah bahwa silaturahmi yang hakiki bukanlah berbuat baik
kepada kerabat, akan tetapi
silaturahmi yang hakiki adalah
menyambung tali kekerabatan
yang retak atau putus sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam: "Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambungnya adalah orang yang menyambung kekerabatannya apabila diputus" (HR. Bukhari, Abu Dawud dan at-Tirmidzi) Maka sambunglah silaturahmi, jagalah
ukhuwah Islamiyyah, dan bersatulah
di atas manhaj nubuwwah. Jangan
berpecah belah hanya gara-gara
masalah khilafiyyah ijtihadiyyah
(perbedaan pendapat yang masih bisa ditolerir). Jadilah penyambung
silaturahmi dan jangan menjadi
pemutus silaturahmi. Semoga
bermanfaat. Wa shallallahu 'ala
nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi
wa shahbihi wa sallam.

No comments: