Nonton iklan bentar ya...!!!

Monday 2 May 2011

Mu'min Rindu Kampung HalamanSejati

Tahukah saudara bahwa ketika
seorang Mu’min telah lulus menyelesaikan segenap rangkaian
pemeriksaan atas dirinya di yaumul
hisab (hari perhitungan amal), maka
barulah ia diizinkan Allah memasuki
Al-Jannah (surga), negeri keabadian
penuh kebahagiaan hakiki? Ia tidak diizinkan memasuki surga bilamana
terbukti ia masih mempunyai
permasalahan dengan sesama
manusia, walaupun dengan Allah
Ta’aala ia tidak lagi punya masalah apa-apa. Segenap dosanya yang
bersifat hablun minallah telah
diampuni Allah Ta’aala. Namun karena ia masih memiliki masalah
hablun minannaas dengan sesama
manusia, maka ia ditahan di suatu
tempat dekat sekali dari baabul-
jannah (pintu surga) guna
menyelesaikan berbagai perkara (melakukan rekonsiliasi) dengan
sesama manusia. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menggambarkannya
sebagai berikut: ِّﻱِﺭْﺪُﺨْﻟﺍ ٍﺪﻴِﻌَﺳ ﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ َﻝﺎَﻘَﻟﺎَﻗ ُﺺُﻠْﺨَﻴَﻤَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻌُﻬَّﻠﻟﺍ ْﻦِﻣ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ َﻡْﻮَﻴَﻧﻮُﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ َﻥﻮُﺴَﺒْﺤُﻴَﻓِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻦْﻴَﺑٍﺓَﺮَﻄْﻨَﻗ ْﻢِﻬِﻀْﻌَﺒِﻟ ُّﺺَﺘْﻘُﻴَﻓِﺭﺎَّﻨﻟﺍَﻭ ْﺖَﻧﺎَﻜُﻤِﻟﺎَﻈَﻣ ٍﺾْﻌَﺒْﻨِﻣ ﻰَّﺘَﺣ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ﻲِﻔْﻤُﻬَﻨْﻴَﺑ ﻲِﻔْﻤُﻬَﻟ َﻥِﺫُﺃ ﺍﻮُّﻘُﻧَﻭ ﺍﻮُﺑِّﺬُﻫﺍَﺫِﺇ ﻲِﺴْﻔَﻧ ﻱِﺬَّﻟﺍَﻮَﻓِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﻝﻮُﺧُﺩ ﻯَﺪْﻫَﺃ ْﻢُﻫُﺪَﺣَﺄَﻠِﻫِﺪَﻴِﺑ ُﻪْﻨِﻣ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ﻲِﻔِﻬِﻟِﺰْﻨَﻤِﻟ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ﻲِﻓ َﻥﺎَﻜِﻬِﻟِﺰْﻨَﻤِﺑ Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Orang-orang
yang beriman pada hari Kiamat
selamat dari neraka, lalu mereka
ditahan di jembatan antara surga dan neraka, lalu sebagian akan
diqishas atas sebagian yang lain
karena kezhaliman mereka waktu di
dunia, sehingga setelah mereka
dibersihkan dan telah suci, maka
barulah mereka diizinkan memasuki surga. Demi Dzat yang jiwaku ada
dalam genggaman-Nya, seseorang
di antara mereka lebih mengetahui
rumahnya di surga dari pada
rumahnya di dunia." (HR. Ahmad No.
10673) Dalam hadits di atas Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menggunakan istilah
"ditahan di jembatan antara surga dan neraka" untuk menggambarkan masih menggantungnya masalah
orang-orang beriman yang belum
berhak masuk surga karena masih
adanya problema antara dirinya
dengan manusia lainnya yang
pernah ia zalimi. Perbuatan menzalimi manusia lain merupakan
perbuatan tercela yang sangat
dibenci Allah Ta’aala. Dalam sebuah hadits Qudsi dikatakan sebagai
berikut:ﻰَﻠَﻋ ُﺖْﻣَّﺮَﺣ ﻲِّﻧِﺇ ﺎَﻟَﺄﻳِﺩﺎَﺒِﻋ ﻰَﻠَﻋَﻭ َﻢْﻠُّﻈﻟﺎﻴِﺴْﻔَﻧ ﺍﻮُﻤَﻟﺎَﻈَﺗ ﺎَﻠَﻓ Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda bahwa Allah berfirman,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku
mengharamkannya pula atas kalian,
maka janganlah kalian saling
menzalimi.” (HR. Ahmad No. 20451) Surga merupakan tempat yang
hanya berhak dimasuki oleh hamba-
hamba Allah Ta’aala yang benar- benar telah bersih dari segenap
dosa, baik dosa kepada Allah Ta ’aala maupun dosa kepada sesama
hamba Allah. Oleh karenanya,
seorang muslim senantiasa
mendambakan dan mengharapkan
ampunan Allah Ta’aala sebab ia tahu bahwa jika dirinya masih mempunyai
dosa niscaya ia tidak berhak
memasuki surga. Dan oleh
karenanya seorang muslim sangat
khawatir bila dirinya terlibat dalam
sebuah perbuatan menzalimi manusia lain, sebab ia tahu bahwa
mengharapkan maaf dari sesama
manusia seringkali lebih sulit
daripada mengharapkan ampunan
Allah Ta’aala yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka di dalam hadits di atas Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam
menyatakan “...lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain
karena kezhaliman mereka waktu di
dunia...” dan ini merupakan suatu keharusan agar si muslim yang
sempat berlaku zalim dapat menjadi
bersih dari dosa tersebut sehingga
layak memasuki surga. Sebab surga
hanya menerima mereka yang bersih
dan suka membersihkan diri. Oleh karenanya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam selanjutnya berkata,
“...maka barulah mereka diizinkan memasuki surga.” Lalu terakhir Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menyatakan bahwa “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam
genggaman-Nya, seseorang di
antara mereka lebih mengetahui
rumahnya di surga dari pada
rumahnya di dunia." Si mukmin
kemudian berhak memasuki surga Allah Ta’aala dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan
bahwa ketika si mukmin
menginjakkan kakinya ke dalam
surga tiba-tiba kakinya membawa
tubuhnya melangkah menuju
kediamannya di surga lebih mengetahui, mantap dan yakin
daripada ia melangkahkan kakinya
pulang ke rumahnya sewaktu hidup
di dunia. Subhanallah... Jadi, saudaraku, surga memang
benar-benar kampung halaman
sejati orang-orang beriman. Sebab
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
sampai perlu bersumpah demi Allah
Ta’aala Dzat yang jiwanya berada di dalam genggamanNya, ketika
menggambarkan hal tersebut.
Sewaktu di dunia seseorang setelah
pulang dari dinas luar kota tentu
sangat rindu pulang ke rumahnya
agar berkumpul dengan anak dan istrinya. Boleh jadi kerinduannya
sedemikian rupa malah
menyebabkan dirinya sampai
kehilangan arah alias tersesat pulang
ke rumahnya sendiri. Hal ini tidak
bakal terjadi ketika seorang mu ’min memasuki pintu surga lalu
melangkahkan kakinya menuju
rumah sejatinya, kampung halaman
sejatinya. Sungguh bahagianya bila seseorang
dapat memasuki pintu surga lalu
berkumpul kembali bersama
keluarganya dan anak-
keturunannya di kampung halaman
sejati orang-orang beriman. Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur ’anul Karim: ﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ْﻢُﻬُﺘَّﻳِّﺭُﺬْﻤُﻬْﺘَﻌَﺒَّﺗﺍَﻭ ﺎَﻣَﻭ ْﻢُﻬَﺘَّﻳِّﺭُﺬْﻤِﻬِﺑ ﺎَﻨْﻘَﺤْﻟَﺄٍﻧﺎَﻤﻳِﺈِﺑ ْﻦِﻤْﻤِﻬِﻠَﻤَﻌْﻨِﻣ ْﻢُﻫﺎَﻨْﺘَﻟَﺃ َﺐَﺴَﻛ ﺎَﻤِﺑ ٍﺉِﺮْﻣﺍ ُّﻞُﻛٍﺀْﻲَﺷ ٌﻦﻴِﻫَﺭ “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami pertemukan anak cucu mereka
dengan mereka (di dalam surga),
dan Kami tiada mengurangi sedikit
pun dari pahala amal mereka. Tiap- tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur [52] : 21). Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur ’anul Karim: ُﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ِﺖَﻔِﻟْﺯُﺃَﻭ ﺎَﻣ ﺍَﺬَﻫٍﺪﻴِﻌَﺑَﺮْﻴَﻐَﻨﻴِﻘَّﺘُﻤْﻠِﻟ ْﻦَﻤٍﻈﻴِﻔَﺤٍﺑﺍَّﻭَﺃ ِّﻞُﻜِﻠَﻧﻭُﺪَﻋﻮُﺗ َﺀﺎَﺟَﻭ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺎِﺒَﻨَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ َﻲِﺸَﺧ ﺎَﻫﻮُﻠُﺧْﺩﺎٍﺒﻴِﻨُﻣ ٍﺐْﻠَﻘِﺑ ِﺩﻮُﻠُﺨْﻟﺍ ُﻡْﻮَﻳ َﻚِﻟَﺬٍﻣﻼَﺴِﺑ Dan didekatkanlah surga itu kepada
orang-orang yang bertakwa pada
tempat yang tiada jauh (dari
mereka). Inilah yang dijanjikan
kepadamu, (yaitu) kepada setiap
hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua
peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu)
orang yang takut kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah sedang Dia
tidak kelihatan (olehnya) dan dia
datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman,
itulah hari kekekalan. (QS. Qaaf [50] :
32-34 ) Ya Allah, masukkanlah kami beserta
keluarga dan anak-cucu kami ke
dalam RahmatMu dan SurgaMu.

No comments: